Senin, 25 Januari 2010

Pohon Kenangan

Pohon Kenangan

Pukul 16.00, Gita baru saja pulang ke rumah. Ia lalu bergegas menuju kamarnya. Setelah berganti pakaian ia lalu menjatuhkan diri di atas kasurnya. Ia lalu memutuskan untuk beristirahat sebentar. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari balik pintu kamarnya. Ternyata itu ibu. Ibu lalu berkata dari balik pintu “ ayo makan siang dulu!”. Gita yang sudah terlanjur mengantuk pun hanya menjawab, “nanti saja ,Bu”. Mendengar jawaban itu pun Ibu akhirnya hanya mendengus pelan dan berjalan menjauhi pintu kamar anaknya dan kembali ke ruang makan.

Sebenarnya, besok adalah hari ulang tahun Gita yang ke-18. Namun sampai detik ini ia belum memikirkan rencana untuk menghabiskan hari ulang tahunnya itu. Karena besok adalah hari minggu, ia akhirnya memutuskan untuk bersantai di rumah dan menikmati hari ulang tahunnya bersama keluarga. Akan tetapi, ternyata kedua orang tuanya mempunyai rencana lain untuk hari ulang tahun anak mereka. Ia ingin mengajak Gita untuk pergi ke Bandung dan mengunjungi rumah lamanya disana. Gita pun setuju dengan rencana tersebut.

Malam itu Gita kembali mengingat akan masa-masa kecil indahnya yang telah ia lewati di Bandung. Kemudian ia kembali mengingat dua sahabat kecilnya disana. Toni dan Indah. Kini mereka semua tidak ada yang tinggal di Bandung. Saat umur Gita 12 tahun, ia mendengar kabar dari ayahnya mengenai Toni. Ayahnya mengabarkan bahwa Toni telah meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Hari itu Gita sangat bersedih. Gita dan keluarganya telah tinggal di Jakarta saat umurnya 11 tahun. Walaupun jarak antara Jakarta dan Bandung cukup dekat, tetapi sejak mendengar berita tersebut ia dan keluarganya tidak pernah lagi kesana. Sejak awal ia pindah ke Jakarta, Gita dan dua sahabatnya selalu berkirim surat untuk menanyakan kabar dan keadaan mereka satu sama lain. Namun sejak setahun terakhir ini, ia tidak lagi mendapat balasan surat dari Indah. Menurut kabar yang Gita dengar dari ayahnya, Indah telah pergi beserta dengan keluarganya ke luar negeri. Namun ia tidak mengetahui dimana sekarang sahabat kecilnya itu berada.

Keesokan paginya, Gita dan keluarga berangkat menuju Bandung. Setelah mereka sampai disana, Gita lalu mengunjungi tempat dimana ia dan dua sahabat kecilnya itu selalu menghabiskan waktu untuk bermain. “Ternyata pohon itu masih ada” ujarnya dengan lega. Pohon itu adalah saksi bisu dari pertemanan mereka sewaktu kecil.Gita dan kedua sahabatnya itu sangat sering menghabiskan waktu untuk bermain di bawah pohon rindang tersebut. Namun saat ia kembali kini, tak ada lagi sahabat-sahabat yang menemaninya bermain di bawah pohon itu.

Saat itu, Gita sedang duduk di bawah pohon itu. Lalu tiba-tiba ada seorang gadis yang perlahan menghampirinya. Gadis itu terlihat sangat pucat dan lesu. Gadis itu kemudian memanggil nama Gita. Sentak Gita pun kaget melihatnya. Setelah gadis itu sampai di bawah pohon, ia lalu duduk disamping Gita. “ingat aku?” kata gadis itu. Gita pun mulai mengingat sosok Indah. “kamu Indah?” tanyanya. Gadis itu hanya mengangguk pelan. Melihat anggukan kepalanya itu, Gita lalu memeluk erat tubuh Indah. Tak terasa Gita menangis saat mereka berdua berpelukan.

“Maaf ya, aku tidak sempat mengirim kabar padamu” kata Indah. “ Tak beberapa lama setelah kepergian Toni, aku mendapat kabar dari dokter yang memeriksaku” sambungnya. “ia berkata bahwa aku terkena penyakit kanker darah”. Sejak saat itu kondisi Indah menurun dan sampai akhirnya keluarga Indah memutuskan untuk melanjutkan pengobatan Indah ke luar negeri. Setelah mendengar semua penjelasan Indah, Gita hanya mampu untuk menangis dan kembali memeluk Indah. Indah memang merahasiakan penyakitnya itu dari Gita. Karena ia tidak mau membuat sahabatnya tiu kembali berduka seperti saat ia mengetahui tentang kabar Toni.

Tiga hari sebelum ulang tahun Gita, Indah memang sengaja datang bersama keluarganya ke Bandung untuk menemui Gita. Ayah gita yang mendapat kabar dari Indah sendiri pun langsung berniat untuk mengajak Gita pergi ke sana. Indah memang sudah sangat lama ingin menemui Gita. Ia ingin kembali mengingat semua kenangan-kanangan manis miliknya dan sejenak melupakan masalah penyakit yang ia derita.

Hari ulang tahun ini sungguh sangat memberi kesan pada Gita. Hari ulang tahunnya ia habiskan untuk mengingat kembali semua kenangan manis saat mereka bertiga bersama. Indah dan Gita menghabiskan waktu mereka untuk berada di bawah pohon rindang itu. Mereka kembali mengulas cerita-cerita indah mereka. Entah kapan, mugkin mereka sudah tidak dapat mengingat kembali kenangan itu bersama-sama. Tapi pohon rindang itu akan selalu setia menyimpan kenangan indah mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar