Senin, 25 Januari 2010

Arranged Marriage Results in Unhappy Marriage

Arranged Marriage Results in Unhappy Marriage


Arranged marriage can results an unhappy marriage or a happy marriage. it depends on the person who do that. In arrage marriage, if the woman and the man agree to get marriage and they love their couple each other, so, i think their marriage will be a happy marriage. but if they don't love their couple each other but they agree to get marriage with their couple because of their parents insist them, so, it might results an unhappy marriage. never the less, a marriage sould be a good thing for every one, specialy for the couple who want to do that and the reason of it sould becouse of love.

Sulitnya Memakai Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Bahasa Keseharian

Sulitnya Memakai Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

dalam Bahasa Keseharian

Dalam era globalisasi seperti saat ini, sulit sekali memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk dipakai dalam bahasa keseharian. Pemakaian bahasa sehari-hari atau bahasa gaul sering mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa daerah dan bahasa asing.

Merujuk pada permasalahan diatas, saya telah mewawancarai beberapa narasumber dari berbagai kalangan. Pertama adalah seorang siswi SMP yang bernama Rina(15th). Ia menuturkan bahwa sangat sulit untuk berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena selain sudah terbiasa menggunakan bahasa sehari-hari atau bahasa gaul, ia juga berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar itu terlalu kaku jika dipakai dalam bahasa keseharian. Begitu pula dengan pendapat narasumber lain yang bernama Nita(19th) seorang mahasiswi yang menuturkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar memang sangat penting keberadaannya, yaitu untuk situasi-situasi resmi yang memang dibutuhkan dan diwajibkan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akan tetapi, jika kemudian bahasa Indonesia yang baik dan benar tersebut diterapkan untuk bahasa keseharian maka kesan yang ditimbulkan akan menjadi sangat kaku dan tidak nyaman untuk dipergunakan. Salah seorang karyawati yang bernama Ny. Kesi(48th) menambahkan bahwa walaupun bahasa keseharian yang sering kita pergunakan terkadang jauh dari aturan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun bahasa yang kita pergunakan sebagai bahasa keseharianpun harus tetap bersifat sopan dan tidak menggunakan kata-kata yang kasar.

Pada akhirnya, penggunaan bahasa gaul memang sudah tidak dapat dipisahkan dalam bahasa keseharian. Akan tetapi, meski jauh dari aturan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan bahasa gaul sebagai bahasa keseharian haruslah tetap menjunjung tinggi adab kesopanan.


Kesempatan(puisi)

Kesempatan

Telah banyak dosa yang kubuat

Telah banyak langkah-langkah sesat yang ku tempuh

dan telah banyak pula kekhilafan-kekhilafan yang selalu kubuat berulang-ulang kali

Aku terdiam

Terdiam dan terus berprasangka

Masihkah ada seteguk maaf-Mu untukku?

Masihkah pantas aku memohon ampun atas segala dosa yang telah aku perbuat?

Aku malu

Sejenak ku membisu

Memasrahkan jiwa dan raga dalam genggam-Mu

Memasrahkan semua kemungkinan terburuk yang akan ku terima

Ya Tuhan

Ampuni aku

Beri aku satu kesempatan

Satu kesempatan kembali

Kembali ke jalan-Mu

100 Kata Baku dan Tidak Baku

100 Kata Baku dan Tidak Baku

No. Kata Baku => Kata Tidak Baku

1. Adik=> Ade

2. Air =>Aer

3. Antar =>Anter

4. Apotek =>Apotik

5. Atlet =>Atlit

6. Bahasa => Basa

7. Bapak => Bapa

8. Bakso => Baso

9. Besar => Gede

10. Bulat => Bulet

11. Bungkuk=> Bongkok

12. Bus => Bis

13. Cabai => Cabe

14. Capai => Cape

15. Cetak => Citak

16. Cicak => Cicek

17. Daham => Dehem

18. Dahulu => Dulu

19. Delapan => Lapan

20. Diam => Diem

21. Enam => Enem

22. Eksekutif=> Exekutiv

23. Ekspresi => Expresi

24. Ekspor => Expor

25. Fasih => Faseh

26. Foto => Photo

27. Frekuensi=> Frekwensi

28. Frustrasi => Frustasi

29. Gatal => Gatel

30. Genap => Genep

31. Gladi => Geladi

32. Gua => Goa

33. Habis => Abis

34. Hancur => Ancur

35. Hanya => Cuma

36. Haus => Aus

37. Hijau => Ijo

38. Hitam => Item

39. Ikat => Iket

40. Indera => Indra

41. Ingin=> Pingin

42. Insaf => Insyaf

43. Isyarat => Isarat

44. Izin => Ijin

45. Jadwal => Jadual

46. Jahit => Jait

47. Jawab => Jawap

48. Jus => Juz

49. Kerbau=> Kebo

50. Ketiak => Ketek

51. Khas => Has

52. Kualitas => Kwalitas

53. Lapar => Laper

54. Lewat => Liwat

55. Lusin => Losin

56. Lutut => Dengkul

57. Main => Maen

58. Maksud => Maksut

59. Matang => Mateng

60. Mayat=>Mayit

61. Mesti => Musti

62. Naik => Naek

63. Nanas => Nenas

64. Nanti => Ntar

65. Napas => Nafas

66. Nasihat => Nasehat

67. Negeri => Negri

68. Nomor => Nomer

69. Objek => Obyek

70. Objektif =>Obyektiv

71. Omong => Ngomong

72. Operasi => Oprasi

73. Pantas => Pantes

74. Paham => Faham

75. Praktek => Praktik

76. Pikir => Fikir

77. Produktif=> Produktiv

78. Ramai => Rame

79. Ringan => Enteng

80. Risiko=> Resiko

81. Rubuh => Roboh

82. Saksama => Seksama

83. Saraf => Syaraf

84. Sistem => sistim

85. Subjek => Subyek

86. Surga => Sorga

87. Tahta => Takhta

88. Teknik => Tehnik

89. Telepon =>Telpon

90. Uang => Duit

91. Untuk => Buat

92. Unta => Onta

93. Utang => Hutang

94. Vas => Fas

95. Ventilasi=> Fentilasi

96. Volume => Volum

97. Vulkanik => Fulkanik

98. Wajib=>Wajip

99. Yang => Nyang

100. Zaman => Jaman

resensi novel A Brother’s Journey

Resensi Novel

Judul Novel : A Brother’s Journey ( Bertahan dari Siksaan Masa Kecil )

Nama Pengarang : Richard B. Pelzer

Tahun terbit : 2005

Cetakan ke : Pertama

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tebal buku : 272 halaman

Sinopsis

Buku ini mengisahkan tentang kejamnya siksaan seorang ibu kepada anak-anaknya yang bernama David dan Richard Pelzer ( tokoh utama sekaligus penulis novel ini ). Pada awalnya ibu mereka hanya menyiksa Dave, namun setelah Dave berusia 12 tahun, ia diselamatkan polisi dari rumahnya. Sejak saat itu, ibu mereka berganti menyiksa Richard. Richard merasa sangat tersiksa dirumah itu. Ia menyalahkan kepergian Dave sebagai akibat dari peralihan penyiksaan sang ibu kepadanya. Namun ia juga mengungkapkan rasa bersalahnya ketika ia menjadi kaki tangan ibunya. Dalam novel ini Richard mengungkapkan semua pengalaman pahit yang ia terima suatu kecil serta usahanya untuk melarikan diri dari kekejaman ibunya.

Kelebihan

Novel ini memotivasi pembacanya untuk dapat bangkit dan keluar dari keterpurukannya. Melalui semua pengalaman pahit yang dialami oleh penulis, ia menyisipkan satu semangat dan motivasi baru kepada para pembaca agar dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik dan bangkit dari keterpurukan.

Bahasa yang digunakan oleh penulis pun benar-benar dapat menghantarkan pembaca masuk kedalam kondisi tokoh.

Kekurangan

Dalam ceritanya, penulis kurang menceritakan tentang bagaimana usahanya hingga saat ia berhasil lolos dari kekejaman ibunya, dan kondisi keluarganya saat ia berhasil menyelamatkan diri.


Pohon Kenangan

Pohon Kenangan

Pukul 16.00, Gita baru saja pulang ke rumah. Ia lalu bergegas menuju kamarnya. Setelah berganti pakaian ia lalu menjatuhkan diri di atas kasurnya. Ia lalu memutuskan untuk beristirahat sebentar. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari balik pintu kamarnya. Ternyata itu ibu. Ibu lalu berkata dari balik pintu “ ayo makan siang dulu!”. Gita yang sudah terlanjur mengantuk pun hanya menjawab, “nanti saja ,Bu”. Mendengar jawaban itu pun Ibu akhirnya hanya mendengus pelan dan berjalan menjauhi pintu kamar anaknya dan kembali ke ruang makan.

Sebenarnya, besok adalah hari ulang tahun Gita yang ke-18. Namun sampai detik ini ia belum memikirkan rencana untuk menghabiskan hari ulang tahunnya itu. Karena besok adalah hari minggu, ia akhirnya memutuskan untuk bersantai di rumah dan menikmati hari ulang tahunnya bersama keluarga. Akan tetapi, ternyata kedua orang tuanya mempunyai rencana lain untuk hari ulang tahun anak mereka. Ia ingin mengajak Gita untuk pergi ke Bandung dan mengunjungi rumah lamanya disana. Gita pun setuju dengan rencana tersebut.

Malam itu Gita kembali mengingat akan masa-masa kecil indahnya yang telah ia lewati di Bandung. Kemudian ia kembali mengingat dua sahabat kecilnya disana. Toni dan Indah. Kini mereka semua tidak ada yang tinggal di Bandung. Saat umur Gita 12 tahun, ia mendengar kabar dari ayahnya mengenai Toni. Ayahnya mengabarkan bahwa Toni telah meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Hari itu Gita sangat bersedih. Gita dan keluarganya telah tinggal di Jakarta saat umurnya 11 tahun. Walaupun jarak antara Jakarta dan Bandung cukup dekat, tetapi sejak mendengar berita tersebut ia dan keluarganya tidak pernah lagi kesana. Sejak awal ia pindah ke Jakarta, Gita dan dua sahabatnya selalu berkirim surat untuk menanyakan kabar dan keadaan mereka satu sama lain. Namun sejak setahun terakhir ini, ia tidak lagi mendapat balasan surat dari Indah. Menurut kabar yang Gita dengar dari ayahnya, Indah telah pergi beserta dengan keluarganya ke luar negeri. Namun ia tidak mengetahui dimana sekarang sahabat kecilnya itu berada.

Keesokan paginya, Gita dan keluarga berangkat menuju Bandung. Setelah mereka sampai disana, Gita lalu mengunjungi tempat dimana ia dan dua sahabat kecilnya itu selalu menghabiskan waktu untuk bermain. “Ternyata pohon itu masih ada” ujarnya dengan lega. Pohon itu adalah saksi bisu dari pertemanan mereka sewaktu kecil.Gita dan kedua sahabatnya itu sangat sering menghabiskan waktu untuk bermain di bawah pohon rindang tersebut. Namun saat ia kembali kini, tak ada lagi sahabat-sahabat yang menemaninya bermain di bawah pohon itu.

Saat itu, Gita sedang duduk di bawah pohon itu. Lalu tiba-tiba ada seorang gadis yang perlahan menghampirinya. Gadis itu terlihat sangat pucat dan lesu. Gadis itu kemudian memanggil nama Gita. Sentak Gita pun kaget melihatnya. Setelah gadis itu sampai di bawah pohon, ia lalu duduk disamping Gita. “ingat aku?” kata gadis itu. Gita pun mulai mengingat sosok Indah. “kamu Indah?” tanyanya. Gadis itu hanya mengangguk pelan. Melihat anggukan kepalanya itu, Gita lalu memeluk erat tubuh Indah. Tak terasa Gita menangis saat mereka berdua berpelukan.

“Maaf ya, aku tidak sempat mengirim kabar padamu” kata Indah. “ Tak beberapa lama setelah kepergian Toni, aku mendapat kabar dari dokter yang memeriksaku” sambungnya. “ia berkata bahwa aku terkena penyakit kanker darah”. Sejak saat itu kondisi Indah menurun dan sampai akhirnya keluarga Indah memutuskan untuk melanjutkan pengobatan Indah ke luar negeri. Setelah mendengar semua penjelasan Indah, Gita hanya mampu untuk menangis dan kembali memeluk Indah. Indah memang merahasiakan penyakitnya itu dari Gita. Karena ia tidak mau membuat sahabatnya tiu kembali berduka seperti saat ia mengetahui tentang kabar Toni.

Tiga hari sebelum ulang tahun Gita, Indah memang sengaja datang bersama keluarganya ke Bandung untuk menemui Gita. Ayah gita yang mendapat kabar dari Indah sendiri pun langsung berniat untuk mengajak Gita pergi ke sana. Indah memang sudah sangat lama ingin menemui Gita. Ia ingin kembali mengingat semua kenangan-kanangan manis miliknya dan sejenak melupakan masalah penyakit yang ia derita.

Hari ulang tahun ini sungguh sangat memberi kesan pada Gita. Hari ulang tahunnya ia habiskan untuk mengingat kembali semua kenangan manis saat mereka bertiga bersama. Indah dan Gita menghabiskan waktu mereka untuk berada di bawah pohon rindang itu. Mereka kembali mengulas cerita-cerita indah mereka. Entah kapan, mugkin mereka sudah tidak dapat mengingat kembali kenangan itu bersama-sama. Tapi pohon rindang itu akan selalu setia menyimpan kenangan indah mereka.

Pemberontak Bakar Bis, Enam Tewas

Pemberontak Bakar Bis, Enam Tewas

Sabtu, 21 November 2009 | 05:35 WIB

BOGOTA- Enam orang, termasuk dua anak, tewas ketika yang diduga sejumlah pemberontak FARC Kolombia menghentikan dan membakar bis yang sedang melakukan perjalanan di bagian selatan negara itu. Demikian dikatakan seorang gubernur pemerintah setempat, Jumat (20/11).

FARC telah dihantam berulang-ulang oleh serangan militer Presiden Alvaro Uribe yang didukung AS, tapi pemberontak itu masih aktif di sejumlah daerah. Pemberontak sering menghentikan serta membakar bis dan trek sebagai bentuk intimidasi.

Polisi menyatakan ada sekitar 20 penumpang di dalam bis itu. Menurut keterangan dari gubernur wilayah setempat, ada satu kelompok yang tampaknya dari FARC telah menghentikan sebuah bis dan membakarnya. Ia belum tahu perincian dan keadaan sekitar mengapa mereka membakar bis dengan orang di dalamnya. Dalam kejadian tersebut ditemukan enam mayat yang hangus, empat orang dewasa dan dua anak.

Konflik yang telah berusia empat dasawarsa di Kolombia sudah mereda sejak Uribe berkuasa pada 2002, dan mengirim tentara untuk merebut kembali beberapa daerah yang pernah dikuasai oleh kelompok bersenjata tidak sah. FARC telah dilemahkan oleh kematian beberapa komandan pentingnya dan oleh pembelotan, tapi masih berperang di sejumlah daerah pedesaan dan terpencil.

Salah seorang penumpang bis yang selamat dari serangan itu, Maria Garcia, mengatakan pada media setempat, gerilyawan menembak kendaraan itu, yang kemudian terbakar. Ia tidak mengatakan bagaimana kebakaran itu mulai."Tembakan mulai dan kami turun," katanya. "Saya menangkap dua anak saya dan keluar, dan bis itu mulai terbakar."

Sumber : www.kompas.com

Resensi Novel India

RESENSI NOVEL INDIA

Kelompok 6

Judul : The Ramayan of Valmiki

Penulis : Makhan Lal Sen

Tahun terbit : 1994

Penerbit : South Asia Books

Tebal buku : 622 halaman

Bahasa : Inggris

Cerita ramayana yang sesungguhnya hingga kini masih diragukan kebenarannya. Karena usianya yang telah mencapai sekitar 2800 tahun, kisah ini banyak mengalami perubahan dalam ceritanya. Namun, sebagian besar kalangan membenarkan bahwa ramayana adalah kisah yang diciptakan oleh Valmiki atau Walmiki, yang merupakan seorang sasrawan dan pendongeng. Penulis buku ini pun juga berpendapat demikian. Buku ni mengisahkan tentang kisah ramayana berdasarkan cerita yang dikisahkan oleh Valmiki.

Dalam buku ini, dikisahkan Dasarata, raja Ayodya mempunyai empat orang anak dari tiga istri yang berbeda. Anak yang tertua adalah Rama dari permaisuri Kausalya, kemudian Laksmana dan Satrugna dari ibu Sumitra, serta Barata dari istri kesayangan raja, Keikayi. Menjelang usia tua, Dasarata memutuskan untuk menobatkann Rama sebagai putra mahkota. Namun, rencana itu berubah karena Dasarata pernah berjanji akan menjadikan putra Keikayi, Barata sebagai pengganti dirinya. Karena khawatir akan terjadi perebutan kekuasaan, maka Rama diasingkan ke hutan selama empatbelas tahun. Ditemani istrinya, Sita dan adiknya, Laksmana, Rama meninggalkan Ayodya.

Dalam pengasingannya, Laksmana dan Rama berkelahi dengan Sarpakenaka, adik Rahwana. Rama dan Laksmana memenangkan perkelahian tersebut, kemudian hidung Sarpakenaka dipotong oleh Rama. Karena kekalahan tersebut, Sarpakenaka membujuk Rahwana untuk menculik Sita hingga terlaksana. Rahwana berkeras tidak akan mengembalikan Sita ke tangan Rama hingga pertempuran kembali terjadi.